Sistem1.0 sistem operasi pertama yang dikembangkan GUI untuk Macintosh. Beberapa fitur ini merupakan dari sistem operasi modern, karena pada setiap jendela (window) sudah disertai dengan ikon. Pada setiap jendela dapat dipindahkan dengan mouse dan tak hanya jendela, file dan folder pun dapat disalin dengan hanya menyeret dan menempatkan (dragging and dropping) ke lokasi atau target yang diinginkan pengguna.
DewaLinux merupakan sistem operasi yang berasal dari kota Jember. Di desain hampir mirip dengan windows, Dewa Linux terbilang cukup user-friendly. Sistem operasi yang terinspirasi dari Ubuntu 9.04 Codename Jaunty Jackalope ini masih menggunakan kernel 2.28-15 yang terbukti cukup stabil. Versi rilis terakhir dari Dewa Linux bernama DewaLinux Papuma.
Faktorfaktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih OS untuk Cloud Server. Sebagaimana penjelasan di atas, secara garis besar Linux dan Windows merupakan 2 sistem operasi yang umum digunakan pada cloud server. Perbedaan utama antara Linux dan Windows terletak pada stabilitas dan kecepatan, yang menjadi karakteristik sistem operasi di kernel Linux.
Sebelumdimiliki oleh Google, Android sendiri adalah sistem operasi yang dikembangkan oleh perusahaan bernama Android, Inc. yang didirikan di Palo Alto, California pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Pada Juli 2005, Google mengakuisisi Android Inc. setidaknya $ 50 juta Dollar AS.
Sistemoperasi Novell NetWare banyak digunakan pada awal sampai pertengahan tahun 1990-an dengan konsep pembagian disk space dan printer. Sistem operasi Novell NetWare pengembangan dalam hal antara lain sebagai berikut. File sharing yang merupakan layanan modul file, pencarian lokasi fisik dilakukan di server.
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS sistem operasi yang si kembangkan google. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
. ISSN 2301 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... 1 Mahasiswa, Program Studi Magister Teknik Elektro Fakultas ENDAHULUAN TTS. Pemilihan Bahasa Inggris dikarenakan bahasa tersebut telah di-support oleh semua aplikasi TTS yang tersedia Mary TTS dan Ivona TTS. memory dan waktu yang diperlukan untuk membangun sistem TTS Bahasa Indonesia yang banyak dikembangkan saat ini menggunakan database suara dari kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang direkam secara pribadi kemudian diolah untuk dapat menjadi output sebuah sistem. Di lain sisi, tersedianya API Google untuk TTS dalam Bahasa Inggris mampu dikonfigurasi menjadi Bahasa Indonesia, sehingga tidak dibutuhkan proses perekaman suara dari kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Langkah ini dapat mengurangi penggunaan TTS Bahasa Indonesia yang banyak dibuat dan dikembangkan saat ini berbasis komputer, yang memiliki beberapa kelemahan antara lain ukuran PC yang relatif besar dan berat, sehingga menjadikan kurang praktis untuk dibawa ke mana saja. Padahal dalam perkembangan teknologi, alat penunjang yang paling banyak digunakan untuk membantu menjalankan atau menyelesaikan pekerjaan manusia saat ini adalah smartphone. Salah satu platform pada smartphone yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah platform Android, dikarenakan fitur-fitur yang tersedia dalam smartphone ini dapat memuaskan kebutuhan para konsumen [4]. dapat mengubah suatu teks menjadi ucapan secara otomatis dengan cara fonetisasi penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan [3]. Dengan teknologi TTS, dimungkinkan sebuah komputer mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia tidak hanya melalui tulisan, namun juga dalam bentuk lisan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari. To-Speech TTS Bahasa Indonesia. TTS adalah sistem yang 2010, angka kebutaan di Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia, yaitu nomor dua setelah Ethiopia [1]. Selain tuna netra, ada pula penderita penyakit lemah penglihatan low vision di Indonesia yang jumlahnya mencapai tiga kali lipat dari penderita tuna netra [2]. Banyak teknologi yang telah dikembangkan untuk membantu mereka berkomunikasi dengan orang lain maupun gadget, salah satunya adalah Text- Jumlah penyandang tuna netra di Indonesia pada tahun 2000 mencapai dari jumlah penduduk. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Asia. Sedangkan pada tahun P Teknik Universitas Brawijaya, Jln. MT Haryono 167 Malang 65145 INDONESIA e-mail 2 Dosen, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Jln. Kata Kunci — Android, Bahasa Indonesia, FSA, Suku kata, TTS I. Intisari —Text-To-Speech Bahasa Indonesia yang telah banyak dikembangkan sebelumnya adalah berbasis komputer dan menggunakan database rekaman suara pribadi berbasis diphone maupun phoneme. Pada paper ini dikemukakan sebuah pengembangan aplikasi TTS Bahasa Indonesia berbasis Android yang dapat digunakan dimana saja mobile dan memanfaatkan API Google untuk TTS dalam Bahasa Inggris sebagai data voice- nya sehingga didapatkan aplikasi yang ringan. Pemanfaatan data voice Bahasa Inggris agar menjadi Bahasa Indonesia dilakukan dengan memenggal kata dalam Bahasa Indonesia menjadi suku kata sesuai dengan pola suku kata yang telah ditentukan menggunakan metode Finite State Automata FSA, kemudian dicari padanan katanya dalam Bahasa Inggris yang mempunyai pengucapan mirip dengan Bahasa Indonesia. Hasil yang didapatkan yaitu aplikasi TTS Bahasa Indonesia dapat berjalan dengan baik. Metode FSA mampu memenggal kata, baik kata dasar maupun kata berimbuhan, dalam Bahasa Indonesia sebesar serta mempunyai nilai Mean Opinion Score MOS untuk kriteria tingkat pemahaman user terhadap ucapan sebesar dari 5, dan dari 5 untuk kriteria kelancaran pengucapan. 3 Abstract —In this paper, the development of Android-based Indonesian Text-to-Speech TTS utilizing API Google for English TTS as a data voice has been proposed. Using this approach, a lightweight and mobile Indonesian TTS application can be realized. The utilization of English data voice is carried out by cutting off hyphenate Indonesian words into syllables using Finite State Automata method, then searching for equivalent syllables in English which have similar pronunciation. Using FSA method, this system is able to hyphenate all Indonesian words up to This application has Mean Opinion Score MOS value of understanding the words criteria of and MOS value of smoothness pronunciation criteria of in a scale of 5. , Onny Setyawati 2 , Herman Tolle 1Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Finite State Automata Berbasis Android Rieke Adriati W. Veteran 8 Malang 65145 INDONESIA tlp 0341-577-911 3 Dosen, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Jln. MT Haryono 167 Malang 65145 INDONESIA tlp 0341-551430 menentukan huruf-huruf masukan berdasarkan fonem kata, yang kemudian menjadi dasar sebagai pembentukan pola suku kata dalam Bahasa Indonesia [5]. Untuk memudahkan proses konfigurasi Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia, diperlukan pemenggalan kata dalam Bahasa Indonesia menjadi suku kata, sehingga konfigurasi dilakukan berdasarkan suku kata. Hal ini juga bertujuan agar suara yang dihasilkan dapat terdengar mirip dengan Bahasa Indonesia. Proses pemenggalan kata menjadi suku kata dilakukan dengan metode Finite State Automata FSA, yaitu metode yang mampu mengenali dan mengolah bahasa dengan membentuk pola-pola suku kata. Metode FSA Beberapa penelitian berkaitan dengan pengembangan aplikasi TTS Bahasa Indonesia antara lain penelitian yang dikembangkan menggunakan metode syllable concatenation atau penyambungan suku kata. Pengembangan TTS ini ditujukan untuk membantu masyarakat yang mempunyai Gbr. 1 Sistem Text-To-Speech [9]. kelainan penglihatan berupa penyakit lemah penglihatan low Bagian converter fonem ke ucapan menerima masukan vision aid dalam hal membaca tulisan di komputer. berupa kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang Pembuatan database suara untuk semua suku kata dalam dihasilkan oleh bagian sebelumnya. Berdasarkan kode-kode Bahasa Indonesia dibuat secara manual karena tidak tersebut, bagian converter fonem ke ucapan menghasilkan tersedianya kamus KBBI berbentuk digital pada saat itu. Hasil bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan kalimat yang yang didapatkan dari penelitian ini adalah proses normalisasi ingin diucapkan [9]. kata dapat dilakukan dengan benar. Kemudian proses pemenggalan suku kata juga dapat dilakukan sesuai dengan 11 B. Finite State Automata FSA pola suku kata yang ditentukan. Apabila ditemukan kata yang FSA adalah model matematika yang dapat menerima input tidak dapat dipenggal sesuai pola suku katanya, maka dan mengeluarkan output. FSA memiliki state yang berhingga digunakan algoritma Brute Force untuk melakukan proses banyaknya dan dapat berpindah dari satu state ke state lainnya pemenggalan katanya [6]. berdasar input dan fungsi transisi. FSA tidak memiliki tempat Penelitian mengenai FSA dilakukan [7] untuk memenggal penyimpanan atau memory, hanya bisa mengingat state terkini kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini [10]. membandingkan metode Aryanata dengan metode FSA untuk Terdapat dua tingkatan FSA yang digunakan pada memenggal kata dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang penelitian ini. Pada tingkatan pertama yang dikenali adalah didapatkan menunjukkan bahwa metode FSA mampu pola V, K, dan KV. Hasil pengenalan FSA pada suatu memenggal suku kata pada kata dasar Bahasa Indonesia tingkatan menjadi masukan bagi FSA tingkatan berikutnya. sebesar dan suku kata pada kata berimbuhan sebesar Dalam Gbr. 2 digambarkan diagram transisi FSA tingkatan Hasil ini jauh lebih besar daripada metode Aryanata pertama. yaitu sebesar untuk suku kata pada kata dasar dan s p suku kata pada kata berimbuhan sebesar a s i Aplikasi yang dikembangkan pada paper ini adalah perangkat lunak TTS Bahasa Indonesia berbasis platform Q0 Q1 Android yang dikembangkan menggunakan metode FSA dan memanfaatkan speech synthesizer dengan data voice Bahasa Inggris sehingga dapat digunakan di mana saja tanpa Q0 Q2 tergantung pada PC maupun komputer. i II. - EXT TO -S PEECH DAN F INITE S TATE A UTOMATA s T a p s Q3 Q0 l A. Text-To-Speech TTS ka G,Y vo vokal Secara umum pengertian Text-To-Speech adalah sebuah N Q8 Q0 sistem yang mengubah suatu teks menjadi bentuk ucapan. H Q4 Q0 Menurut beberapa literatur, pengertian TTS adalah sebagai v K o P produksi ucapan secara otomatis melalui transkripsi grapheme k Y, a to phoneme dari sebuah kalimat [8]. START l Q0 S k Q5 Q0 R h Pada prinsipnya, TTS terdiri atas dua sub sistem, yaitu u vo s ka u G K l converter teks ke fonem text to phoneme dan converter s o n G R fonem ke ucapan phoneme to speech. Bagian converter teks vo so , Y n kal B Q6 Q0 ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam an s suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian ela vokal in kode-kode bunyi yang biasanya direpresentasikan dengan N Q10 Q0 ,K kode fonem, durasi, serta pitch-nya. Bagian ini bersifat sangat ,S vokal Q0 Q7 ,G language dependant . Untuk suatu bahasa baru, bagian ini ,B l ka harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa vo tersebut. Q9 Q0 Pada Gbr. 1 dijelaskan input, proses, dan output dari sistem Text-To-Speech secara umum. Gbr. 2 Diagram transisi FSA tingkatan pertama. Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ISSN 2301 Pada tingkatan kedua FSA dapat mengenali 12 suku kata Indonesia walaupun data voice yang digunakan adalah Bahasa dengan pola V, VK, KV, VKK, KVK, KKV, KVKK, KKVK, Inggris. Hasil translasi ini disimpan di dalam database KKKV, KKVKK, KKKVK, dan KVKKK. Dalam Gbr. 3 translasi suku kata. digambarkan diagram transisi FSA tingkatan kedua. 5 Melakukan penggabungan hasil translasi Proses ini s berfungsi untuk menggabungkan suku kata hasil translasi p a s yang menjadi produk akhir sebelum dikirim ke API Googlei TTS. Q1 Q0 K 6 Melakukan konversi atau pembacaan suku kata hasil translasi oleh API Google TTS Hasil dari proses ini adalah suara dalam Bahasa Inggris yang terdengar seperti Bahasa spasi Q5 Q0 K Indonesia sesuai dengan teks yang diberikan pada kolom input. Q2 Q0 K V Adapun proses pembuatan TTS Bahasa Indonesia tersebut START Q0 Q9 Q0 K dapat digambarkan sesuai dengan Gbr. 4 berikut. K K Mulai Q3 Q0 Q6 Q0 KV K V V Q10 Q0 Input Teks Bahasa Indonesia Q0 Q4 K Saya sekarang berumur 25 tahun K Q7 Q0 K Normalisasi Kata V Q11 Q0 Saya sekarang berumur dua puluh lima tahunQ0 Q8 Pemenggalan Kata Menggunakan Metode FSA Gbr. 3 Diagram transisi FSA tingkatan kedua. Sa-ya se-ka-rang ber-u-mur du-a pu- luh li-ma ta-hun ERANCANGAN ISTEM III. S P Translasi Suku Kata Asli ke Suku Kata Database Translasi Metodologi yang digunakan dalam pengembangan TTS Suara Bahasa Inggris Suku Kata Bahasa Indonesia ini meliputi studi literatur, pengumpulan Sah-yah seh-kah-rung behr-oo-moor data, analisis kebutuhan baik kebutuhan perangkat keras dan doo-ah poo-looh lee-mah tah-hoon perangkat lunak, perancangan sistem, implementasi sistem, Penggabungan Hasil Translasi pengujian sistem, hasil, dan pengambilan kesimpulan serta Sahyah sehkahrung behroomoor diskusi mengenai perbaikan atau saran yang dapat diambil dooah poolooh leemah tahhoon untuk pengembangan aplikasi. API Google TTS Bahasa Konversi Hasil Translasi ke Suara Adapun langkah-langkah proses pembuatan TTS Bahasa Inggris Indonesia dijelaskan sebagai berikut. 1 Memasukkan teks Teks yang dimasukkan ke dalam Output Suara Bahasa kolom yang telah disediakan adalah dalam Bahasa Indonesia. Indonesia 2 Memeriksa teks yang telah dimasukkan Apabila terdapat angka, satuan mata uang, satuan waktu jam dan tanggal, Selesai suhu, satuan berat dan panjang, dan singkatan umum di dalam teks, maka dilakukan proses normalisasi yang berfungsi untuk Gbr. 4 Proses pembuatan TTS Bahasa Indonesia. mengubah semua teks menjadi teks yang secara lengkap memperlihatkan cara pengucapannya agar kemudian dapat IV. ASIL DAN P EMBAHASAN H dipenggal oleh pemenggal suku kata. A. Normalisasi Teks 3 Melakukan pemenggalan suku kata menggunakan Terhadap setiap teks kalimat yang mengandung angka, metode FSA Proses ini berfungi untuk memenggal kata satuan mata uang, waktu dan tanggal, suhu, satuan, dan menjadi suku kata yang dikenali oleh dua tahapan mesin FSA singkatan dilakukan proses normalisasi teks terlebih dahulu. sesuai dengan 12 pola suku kata untuk Bahasa Indonesia. Dalam Tabel I ditunjukkan hasil proses normalisasi yang Hasil dari proses ini adalah sekumpulan variabel yang berisi dilakukan oleh sistem TTS sebelum melakukan proses semua suku kata yang telah terpenggal. pemenggalan kata. 4 Melakukan translasi suku kata asli ke dalam suku kata suara Bahasa Inggris Proses ini berfungsi untuk mengganti B. Pengujian Pemenggalan Suku Kata Menggunakan FSA suku kata Bahasa Indonesia menjadi suku kata Bahasa Inggris Pengujian dilakukan untuk semua pola suku kata yang telah yang akan dibaca oleh API Google TTS Bahasa Inggris, ditentukan untuk Bahasa Indonesia. Hasil pemenggalan yang sehingga user dapat mendengarkan output suara dalam Bahasa ISSN 2301 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... Adapun metode FSA dua tingkatan yang diterapkan pada penelitian ini dapat memenggal 104 kata dalam Bahasa Indonesia dengan benar sebesar baik untuk kata dasar maupun kata berimbuhan. Nilai Mean Opinion Score MOS untuk kriteria tingkat pemahaman user terhadap ucapan adalah sebesar dari 5, atau bernilai cukup. 5 Ucapan dapat dipahami, perangkaian ucapan sangat jelas 4 Ucapan dapat dipahami, perangkaian ucapan jelas 3 Ucapan dapat dipahami, perangkaian ucapan kurang jelas 2 Ucapan tidak dapat dipahami, perangkaian ucapan kurang jelas 1 Ucapan tidak dapat dipahami, perangkaian ucapan tidak jelas INGKAT P EMAHAMAN U SER T ERHADAP U CAPAN Nilai Keterangan III P ENILAIAN T T ABEL Adapun kriteria yang dijadikan penilaian melalui kuesioner tersebut ditampilkan dalam Tabel III dan Tabel IV [12]. Beberapa responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan penderita penyakit low vision , sehingga diharapkan penelitian ini dapat tepat guna untuk membantu mereka dalam berkomunikasi baik dengan orang lain maupun dengan gadget . Pengujian dilakukan dengan cara memperdengarkan 20 kata dengan masing-masing kata diulang sebanyak tiga kali kepada responden. Setelah responden selesai melakukan pengujian tersebut, dilanjutkan dengan responden memberikan kriteria penilaian terhadap aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Pengujian ini melibatkan 35 responden jenis kelamin bebas dan tidak ada batasan usia untuk menilai kualitas suara yang dihasilkan oleh aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Jumlah ini dipilih karena dianggap dapat memberikan hasil penelitian yang lebih valid [11]. Pengujian Pembacaan Hasil Translasi Menggunakan API Google TTS Bahasa Inggris C. ï‚ Pedoman pemenggalan kata yang berbunyi bahwa “Jika di tengah kata terdapat tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan kedua, contoh in-struk-si, ab-strak-si dan in-stru- men. ” belum dapat diaplikasikan ke seluruh kata dalam Bahasa Indonesia, sehingga menghasilkan output penggalan kata yang tidak sesuai dengan pola suku kata untuk Bahasa Indonesia. ISSN 2301 ditampilkan dalam Tabel II adalah hasil akhir dari metode FSA dua tingkat kata yang diujikan diberikan secara acak dan tidak ditampilkan semua di dalam tabel. ï‚ Pada FSA tingkat pertama, dilakukan penggabungan untuk huruf „s‟ dan „p‟, sehingga dapat menghasilkan pembacaan yang tidak terpenggal. Hal ini tetap dilakukan pada FSA tingkat kedua, sehingga beberapa kata yang meng andung huruf „s‟ dan „p‟ tidak dapat dipenggal sesuai dengan pola suku katanya seperti pada kata „ekspor‟, „transportasi‟. Dari 12 pola suku kata yang diujikan pada Tabel II di atas, terdapat delapan pola suku kata yang semua contoh katanya dapat dipenggal dengan benar, yaitu V, VK, KV, KVK, KKV, KVKK, KKVK, dan KVKKK. Sedangkan empat pola suku kata yaitu VKK, KKKV, KKVKK, dan KKKVK belum dapat dipenggal semuanya dengan benar. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti berikut. KKKVK Instruksi Inst-ruk-si Salah Stres Stres- Benar Stra-te-gi- Benar Instrumen Inst-ru-men- Salah Benar Ekspor Eks-por- Salah KVK Sumber Sum-ber- Benar Terbawa Ter-ba-wa- Benar KKV Slogan Slo-gan- Benar Gratis Gra-tis- Benar KKVK Praktik Prak-tik- Benar Traktor Trak-tor- Benar KKVKK Kompleks Kom-pleks- Benar Transportasi Tran-spor-ta-si- Salah KVKK Bangku Bang-ku- Benar Modern Mo-dern- Benar KVKKK Korps Korps- Benar KKKV Strategi VKK Ons Ons- VK Antar An-tar- Benar Berbuat Ber-bu-at- Benar KV Pusing Pu-sing- Benar Melakukan Me-la-ku-kan- Benar V Ibu I-bu- Benar Bau Bau- diftong Benar INGKAT Pola Suku Kata Teks Hasil Pemenggalan Hasil Pengujian II H ASIL P ENGUJIAN P EMENGGALAN D UA T T ABEL 11 Sebelas Dua belas ribu lima ratus 12,56 Dua belas koma lima puluh enam RP Rupiah USD Dolar amerika 1937 Pukul sembilan belas lewat tiga puluh tujuh menit 11/02/2011 Tanggal sebelas bulan dua tahun dua ribu sebelas °C Derajat celsius kW Kilo Watt Dll Dan lain lain I H ASIL N ORMALISASI T EKS Teks Hasil normalisasi T ABEL Nilai MOS Mean Opinion Score untuk kriteria kelancaran pengucapan adalah sebesar dari 5 atau bernilai cukup. Sedangkan hasil penulisan kembali suara hasil output sistem TTS yang telah didengarkan ke responden bernilai 71%. Dari 20 kata yang diperdengarkan kepada masing-masing responden, rata-rata terdapat 11 kata yang dapat dituliskan kembali dengan Pengucapan lancar, transisi antar suku kata nyaman V H ASIL P ENGUJIAN B ENTUK G ELOMBANG S UARA Kata Ampli- tudo Periode s Kesamaan Bentuk Gelombang Suara Indonesia Asli Hampir sama Indonesia TTS Selamat Asli Hampir sama Selamat TTS Teknik Asli Gbr. 8 Bentuk gelombang suara kata “Tujuh”. Hampir sama Teknik TTS Tujuh Asli Tidak sama Tujuh TTS >1 Pada kata „Tujuh‟ perbedaan terlihat jelas dalam hal besarnya nilai amplitude dan bentuk gelombang suaranya. Hal ini dikarenakan suara pelafalan hasil aplikasi TTS berbeda jauh dari suara aslinya. Bila dilafalkan, kata „Tujuh‟ hasil aplikasi TTS berbunyi „tyu-juw‟, sehingga mempengaruhi bentuk gelombang suara dan nilai amplitude yang dihasilkan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kata yang dihasilkan oleh aplikasi TTS secara umum mempunyai T ABEL 7 Bentuk gelombang suara kata “Teknik”. ï‚ Ketika kata-kata dalam teks input mengandung huruf NY T ABEL IV P ENILAIAN K ELANCARAN P ENGUCAPAN Nilai Keterangan 1 Pengucapan tidak lancar, transisi antar suku kata sangat mengganggu 2 Pengucapan tidak lancar, transisi antar suku kata sedikit mengganggu 3 Pengucapan lancar, transisi antar suku kata sedikit mengganggu 5 Pengucapan lancar, transisi antar suku kata sangat nyaman Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa secara garis besar ucapan dari aplikasi TTS Bahasa Indonesia ini dapat dipahami oleh user. Namun ada beberapa kondisi yang mengakibatkan pengucapan sulit dipahami, yaitu sebagai berikut. ï‚ Perbedaan vokal antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang menyebabkan aplikasi TTS tidak selalu dapat menyuarakan kata-kata sesuai dengan vokal Bahasa Indonesia, walaupun hasil translasi telah disesuaikan dengan teks input. Sebagai contoh kata „kompor‟ mempunyai hasil translasi „kom‟ dan „poor‟ yang dilafalkan menjadi „kÉ™mpôr‟. ï‚ Tidak disuarakan dengan jelas kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang berakhiran huruf „r‟, seperti „ular‟, „kompor‟ atau „besar‟. Kata-kata tersebut cenderung berdengung ketika disuarakan, berbeda dengan Bahasa Indonesia yang sealu melafalkan huruf „r‟ di akhir kata dengan seperti „ternyata‟, „bunyi‟ atau „menyanyi‟, aplikasi TTS tidak dapat menyuarakan seperti suara asli, namun menjadi „ternaiyata‟, „bunai‟ dan „menaiyanai‟. ISSN 2301 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... Gbr. ï‚ Kesalahan dalam pemenggalan kata mempengaruhi hasil translasi sehingga menghasilkan pelafalan yang tidak sesuai dengan suara asli. D. Pengujian Kualitatif Gelombang Suara Output Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan bentuk gelombang suara yang dihasilkan oleh aplikasi TTS dengan suara asli. Suara dari aplikasi TTS dan suara asli direkam menggunakan perangkat keras yang sama dan dilakukan pada kondisi ruang yang sama. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan perbedaan sinyal yang dihasilkan. Berikut dalam Gbr. 5 hingga Gbr. 8 ditampilkan bentuk gelombang suara asli dan suara hasil aplikasi TTS dari kata “Indonesia”, “Selamat”, “Teknik”, dan “Tujuh” gelombang atas adalah suara asli, gelombang bawah adalah suara hasil aplikasi TTS. Adapun hasil yang didapatkan dari bentuk gelombang suara tersebut ditampilkan dalam Tabel V. Keempat kata tersebut rata-rata mempunyai nilai amplitude dan periode waktu yang sama. Sedangkan dalam hal kesamaan bentuk gelombang, terdapat tiga kata yang mempunyai bentuk gelombang suara hampir mirip antara suara asli dengan suara hasil aplikasi TTS yaitu kata „Indonesia‟, „Selamat‟, dan „Teknik‟. Kemiripan terlihat saat masing-masing suku kata diucapkan. Sedangkan perbedaan bentuk gelombang terjadi saat proses penyambungan suku kata atau transisi antar suku kata. Hal ini mungkin terjadi karena proses penyambungan menyebabkan suara yang dihasilkan kurang terdengar natural. Gbr. 5 Bentuk gelombang suara kata “Indonesia”. Gbr. 6 Bentuk gelombang suara kata “Selamat”. ï‚ Pada beberapa kata terdengar adanya perbedaan penempatan antara huruf e pepet dan e taling. Sebagai contoh kata „kesempatan‟ mempunyai pelafalan menggunakan e pepet, namun aplikasi TTS melafalkan menggunakan e taling. kesamaan bentuk gelombang, nilai amplitude, dan periode dengan suara asli. E. Pengujian Database Parse Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data di Gbr. 12 Tampilan perubahan data dalam database setelah dilakukan dalam database Parse dapat diubah melalui aplikasi TTS perbaikan hasil translasi. Bahasa Indonesia. Dalam Gbr. 9 ditampilkan default hasil translasi dari kata „Status‟ saat aplikasi dijalankan, dan dalam Hasil pengujian database yang ditunjukkan dalam Gbr. 12 Gbr. 10 ditampilkan kondisi awal data hasil translasi yang menunjukkan bahwa data di dalam database Parse dapat tersimpan di dalam database. diubah dengan benar melalui aplikasi TTS Bahasa Indonesia. F. Pengujian Kompatibilitas Terhadap Berbagai Spesifikasi Perangkat Keras dan Level Android Aplikasi TTS Bahasa Indonesia ini dibuat agar dapat berjalan dengan baik pada level Android API 15 Android atau lebih. Pada pengujian ini digunakan kompatibilitas sistem dengan perbedaan perangkat keras dan level Android untuk mengetahui kinerja aplikasi. Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel VI. T ABEL VI H ASIL P ENGUJIAN K OMPATIBILITAS Xiaomi Lenovo S880 Andromax U2 Perangkat Redmi 2 Android Android Keras Android Hasil Tampilan antarmuka sesuai dengan implementasi diharapkan dan semua menu TTS dapat berjalan dengan baik. Gbr. 9 Default hasil translasi dari kata „Status‟. Tampilan Tampilan Tampilan sesuai sesuai sesuai Gbr. 10 Tampilan kondisi awal data hasil translasi yang tersimpan di dalam database untuk kata „Status‟. Hasil yang rancangan dan rancangan dan rancangan dan Hasil translasi dari kata „Status‟ yang menunjukkan „sthah‟ didapatkan semua menu semua menu semua menu dan „thoos‟ dianggap kurang sesuai dengan hasil ucapan dari TTS berjalan TTS berjalan TTS berjalan kata aslinya, sehingga diubah dengan suku kata yang dianggap mendekati suara asli yaitu „staa‟ dan „toos‟. Dalam Gbr. 11 dengan baik. dengan baik. dengan baik. ditampilkan proses perbaikan hasil translasi melalui aplikasi TTS dan dalam Gbr. 12 ditampilkan hasil perubahan data di Hasil pengujian kompatibilitas tersebut menunjukkan dalam database Parse. bahwa aplikasi dapat dijalankan dengan baik pada Android versi sesuai dengan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dan versi serta versi yang merupakan versi Android lebih tinggi. V. ESIMPULAN DAN S ARAN K Dari analisis hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa proses normalisasi teks dapat dilakukan dengan baik terhadap input teks yang mengandung angka, satuan mata uang, satuan waktu jam dan tanggal, suhu, satuan berat dan panjang, serta singkatan umum. Metode FSA dua tingkat dapat diaplikasikan untuk memenggal kata menjadi suku kata sesuai dengan 12 pola suku kata yang ditentukan untuk Bahasa Indonesia sebesar baik untuk kata dasar maupun kata berimbuhan. Kemudian, data voice Bahasa Inggris dapat dikonfigurasi agar terdengar seperti Bahasa Indonesia dengan nilai MOS untuk kriteria tingkat pemahaman user terhadap Gbr. 11 Proses perbaikan hasil translasi melalui aplikasi TTS. Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ISSN 2301 ISSN 2301 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ucapan adalah sebesar dari 5, dan untuk kriteria kelancaran pengucapan sebesar dari 5. Sedangkan hasil penulisan kembali kata yang telah diperdengarkan kepada user bernilai 71% rata-rata terdapat sebelas kata yang benar E. Sari, Perancangan Aplikasi Pengucapan Jam Berbahasa Inggris Dengan Metode Finite State Automata , Medan, Jurnal Pelita Informatika Budi Darma Volume V Nomer 2, 2013. I. I. Tritoasmoro, “Text-To-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Concatenation Synthesizer Berbasis Fonem ”, Jurnal Seminar Nasional Sistem dan Informatika, 2006. 6 No 3-4, 2012. [12] Interpersonal Computing and Technology An Electronic Journal for the 21st Century Volume F. Said, Teori Bahasa dan Otomata – Finite State Automata, 2011, [Online], dan-otomata-finite-State-Automata/. [11] R. Hill, “What Sample Size Is "Enough" In Internet Survey Research?”, A. A. Arman, Konversi Teks ke Ucapan, 2008, [Online], ucapan/. [10] [Online], [9] G. A. Aryanata, A. Novianty, A. B. Osmon, “Implementasi Sistem Pesan Via Suara Konversi Teks ke Suara Pada Aplikasi Penerimaan Pesan Berbahasa Indonesia ”, Jurnal Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, 2014. [8] T. Dutoit, A Short Introduction to Text-To-Speech Synthesis, 1999, [7] [6] S. D. H. Soedirdjo, H. Zakaria, R. Mengko, “Indonesian Text-To- Speech Using Syllable Concatenation For PC-Based Low vision Aid ”, International Conference on Electrical Engineering and Informatics , 2011. [5] dari 20 kata yang diperdengarkan melalui aplikasi TTS. Kata yang dihasilkan oleh aplikasi TTS secara umum mempunyai kualitas yang hampir sama dengan suara asli, dilihat dari nilai amplitudo, periode, dan bentuk gelombangnya. Selain itu, [4] T. Wijaya, S. Samuel, A. G. Salman, Speech Recognition Bahasa Indonesia Untuk Android , Tugas Akhir Universitas Bina Nusantara, 2013. Arman, Definisi Text-To-Speech , 2008, [Online], Speech /. [2] WHO, Prevention of Blindness and Visual Impairment, 2015, [Online], [3] EFERENSI [1] R pengucapannya dengan Bahasa Indonesia, sehingga ucapan yang dihasilkan aplikasi TTS lebih mudah dipahami oleh pengguna. data voice Bahasa Inggris ke bahasa lain yang lebih mirip Beberapa saran dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut, di antaranya adalah mengembangkan metode FSA yang dapat digunakan untuk memenggal semua kata dengan benar sesuai dengan pola suku kata dan dapat mengenali diftong, sehingga semua kata yang mengandung huruf ai, au, dan oi baik diftong maupun non- diftong dapat dipenggal dengan benar. Selain itu mengubah Android dan dapat digunakan untuk menyimpan data hasil perubahan yang dilakukan melalui aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Aplikasi TTS Bahasa Indonesia ini dapat dijalankan dengan baik pada platform Android dengan versi API atau yang lebih tinggi. database Parse dapat berjalan dengan baik pada platform
freepik Dari peristiwa dugaan penipuan berkedor preorder iPhone baru-baru kita tahu, pasar iPhone memang menggiurkan. Dari peristiwa dugaan penipuan berkedor preorder iPhone baru-baru kita tahu, pasar iPhone memang menggiurkan. - Setidaknya sudah ada lima orang atau reseller yang mengaku menjadi korban penipuan bermodus preorder yang dilakukan oleh Rihana dan Rihani. Total, sudah sekitar Rp35 miliar uang dari reseller yang masuk ke rekening si kembar itu. Tentu itu uang yang jumlahnya fantastis. Karena bagaimanapun juga, iPhone dikenal sebagai perangkat elektronik mahal. Pertanyaannya, kenapa kita ngebet banget punya iPhone? Apakah itu semata-mata karena ingin gaya saya, atau ada alasan lain? Kita tahu, sejauh ini ada dua sistem operasi pada ponsel yang paling populer. Pertama Android, kedua Apple’s iOS. Keduanya punya spesifikasi masing-masing. Sistem operasi Android dikembangkan oleh Google yang banyak digunakan oleh perangkat seluler bermerek seperti Samsung, Xiaomi, Nokia, Sony, dan lain sebagainya. Sementara sistem operasi Apple’s iOS dikembangkan oleh Apple Inc. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Figures - uploaded by Luqman HidayatAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Luqman HidayatContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 144 Open Access Journal ASSISTIVE TECHNOLOGY PADA APLIKASI ANDROID UNTUK TUNANETRA Luqman Hidayat Universitas PGRI Yogyakarta Email luqman ABSTRAK Isu kesetaraan hak bagi semua orang menjadi isu yang sangat dinamis, karena hak asasi dan kesetaraan menjadi identitas suatu kemajuan peradaban. Isu ini juga menjadi suatu kebanggaan bagi setiap negara. Negara yang maju adalah negara yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakatnya. Teknologi smartphone/seluler yang dilengkapi feature aksesibilitas talkback hadir untuk membantu penggguna dengan hambatan penglihatan. Keberhasilan proses pemanfaatan smartphone untuk tunanetra sangat bergantung pada software developer yang dikembangkan untuk tnanetra. Aplikasi smartphone selalu berkembang dari masa ke masa untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Melalui aplikasi yang aksesibel bagi tunanetra, mereka dapat memiliki sikap percaya diri dan mandiri, sehingga dapat membantu dirinya sendiri menjadi pribadi yang lebih berpotensi dan berdaya saing. berpotensi dalam pendidikan, masyarakat dan mampu mengembangkan diri menjadi orang yang lebih berkompeten. Kata kunci Aplikasi Smartphone, Tunanetra, aksesibilitas PENDAHULUAN Era digital sekarang ini sangat menuntut individu bergerak cepat dalam menggunakan teknologi terkini. Melek teknologi dapat diartikan sebagi upaya manusia dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi. Penyebaran melek teknologi di Indonesia juga tidak merata, hanya berpusat pada kota besar. Bahkan pada wilayah Indonesia bagian Timur masih sangat jauh tertinggal daripada daerah lain. Angka melek teknologi juga berpengaruh pada pembangunan suatu wilayah, mulai dari sector ekonomi, Pendidikan, infrastruktur, dll. Dalam domain teknologi, persebaran perangkat dan persebaran jaringan internet sangat berkaitan erat. Seiring kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat selalu dimanjakan dengan teknologi. Kemudahan demi kemudahan sangat dirasakan setelah lahirnya teknologi. Kemajuan teknologi membawa banyak dampak positif bagi masyarakat, termasuk pada masyarakat tunanetra. Telepon pintar atau smartphone telah menjadi bagian yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari. Sulit menjalani hari tanpa menggunakan ponsel pintar. Desain dan kecanggihan smartphone mulai dari keypad hingga teknologi layar sentuh sudah mereka rasakan. Perkembangan teknologi ponsel pintar sangat penting bagi individu tunanetra. Teknologi diciptakan untuk mempermudah semua orang dalam melakukan beberapa aktivitas. Teknologi juga dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas dari berbagai jenis ketunaan tanpa terkecuali, termasuk penyandang 145 Open Access Journal tunanetra. Menurut Hallahan,dkk 2009 380 Tunanetra adalah seseorang yang memiliki ketajaman visual 20/200 atau kurang pada mata/penglihatan yang lebih baik setelah dilakukan koreksi misalnya kacamata atau memiliki bidang penglihatan begitu sempit dengan diameter terlebar memiliki jarak sudut pandang tidak lebih dari 20 derajat. Seorang penyandang tunanetra yang berada di lingkungan akan mengalami beberapa hambatan dan perasaan yang berbeda dengan orang awas. Menurut Sari Rudiyati 2002 34-38 karakteristik anak tunanetra yaitu 1 rasa curiga terhadap orang lain; 2 perasaan mudah tersinggung; 3 verbalisme; 4 perasaan rendah diri; 5 adatan; 6 suka berfantasi; 7 berpikir kritis; dan 8 pemberani. Seorang tunanetra yang mengalami hambatan penglihatan akan lebih banyak memperoleh informasi melalui bahasa verbal atau melalui auditori atau dengan kata lain pengalaman belajar visual yang hilang pada tunanetra harus dikonversi dengan pengalaman belajar auditori / berbasis audio. Era sebelumnya, penyandang tunanetra sangat bergantung pada bantuan orang lain. Namun kini dengan pemanfaatan teknologi penyandang tunanetra mampu mandiri dalam orientasi, mobilitas, dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti orang lain pada umumnya. Pengintegrasian Assistive Technology dengan teknologi ponsel pintar akan membantu penyandang tunanetra dalam memperoleh informasi dan dapat mengambil keputusan dalam waktu singkat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih optimal. PEMBAHASAN Pemanfaatan teknologi selular/smartphone untuk tunanetra membutuhkan perangkat penunjang diantaranya terdiri dari hardware dan software. Keduanya saling berintegrasi dan membuat system kerja pada sebuah smartphone. Dukungan software dan hardware tersebut antara lain 1. Dukungan Perangkat Keras / Smartphone OS Android dan Talkback Screen Reader. Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Android merupakan platform mobile pertama yang lengkap, terbuka dan bebas. Android versi memiliki fitur talkback ditambahkan untuk meningkatkan aksesibilitas untuk pengguna tunanetra Paramitha, dkk, 2014. Aplikasi ini adalah suatu proyek "bebas mata" untuk memfasilitasi tunanetra. Aplikasi ini adalah pembaca layar sistem terbuka / opensource yang memiliki umpan balik / output berupa suara lisan, dan getaran yang dapat dikontrol dengan berbagai arah navigasi Anam & Arif, 2014. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah memungkinkan tunanetra mengoperasikan smartphone layar sentuh maupun tablet dengan mudah. Android sendiri telah mengembangkan feature talkback yaitu aplikasi pembaca layar yang memberikan umpan balik yang diucapkan vocalizer saat melakukan navigasi dengan sapuan jari 146 Open Access Journal pada device Android. Teknologi yang dikembangkan saat ini semakin membuka akses bagi siapa saja tanpa terkecuali. Melalui perangkat smartphone dan feature screen reader dapat menjembatani hilangnya fungsi visual tunanetra dengan diganti dengan pemanfaatan indera pendengaran / audio. Fungsi talkback dapat lebih optimal apabila ditambahkan dengan Google TTS/Text To Speech yang mempunyai beberapa feature bahasa sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penambahan vocalizer dengan aksen negara tertentu juga dapat memberi kenyamanan pada pengguna, misalnya vocalizer Damayanti adalah contoh suara wanita menggunakan Bahasa dan aksen Indinesia. Pengguna dengan hambatan penglihatan dapat berinteraksi dengan perangkat Android mereka dengan menggunakan pembaca layar, yang merupakan synthesizer ucapan yang membaca teks dengan suara keras saat pengguna bergerak di sekitar layar Jessica, 2016. Penggunaan Talkback atau screen reader pada piranti seluler bagi pengguna tunanetra dapat mempermudah dalam mencari semua informasi. 2. Aplikasi / Software Android berbasis Assistive Technology yang aksesible untuk tunanetra a. Tap-Tap See aplikasi untuk orientasi lingkungan. TapTapSee dirancang untuk membantu tunanetra dalam mengenali objek yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan aplikasi ini sangat mudah, cukup sentuh dua kali layar untuk mengambil foto apapun, di mana saja, dan kemudian aplikasi mengucapkan identifikasi kembali melalui suara. TapTapSee membantu tunanetra menjadi lebih mandiri dalam kegiatan sehari-hari. TapTapSee telah sukses besar dengan pengguna mengambil ribuan gambar per hari. Cara kerjanya sangat sederhana, tunanetra cukup mengaktifkan TapTapSee, lalu meletakkan obyek yang ingin diidentifikasi di hadapan kamera. Jarak antara obyek yang akan difoto jangan terlalu dekat, kira-kira 30 sampai 50 cm. Setelah itu, ketuk dua kali layar smartphone, maka TapTapSee akan melakukan proses identifikasi terhadap obyek yang ada di hadapan kamera. Setelah proses identifikasi berhasil, maka smartphone akan menginformasikan obyek terpotret. Misalnya, pada ilustrasi nampak gambar 1 ada buku di atas laptop. Aplikasi TapTapSee juga dapat mengidentifikasi warna pakaian, sehingga tunanetra bisa memakainya untuk memilih pasangan baju celana yang serasi, atau mengetahui warna pakaian apa yang dikenakan lawan bicaranya. Perhatikan gambar 2 wanita mengenakan atasan lengan panjang berwarna biru dan celana merah sambil memegang koper. 147 Open Access Journal Gambar 1 Ilustrasi penggunaan TapTapSee b. Eye-D Eye-D merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk membantu tunanetra dalam mengetahui lokasi terkini. Teknologi ini memanfaatkan GPS dan koneksi internet pada perangkat android untuk menentukan lokasi. Aplikasi ini mempunyai beberapa fitur antara lain 1 selfie camera, untuk membantu mengarahkan tunanetra dalam mengambil gambar sesuai arahan aplikasi; 2 Where Am I, mengetahui lokasi saat ini; 3 Around Me, menginformasikan dan mengarahkan tunanetra ke titik ATM, terminal bus, bank, bioskop, pusat makanan, rumah sakit, dan toko terdekat; 4 See Object in Image, melihat objek dari foto kamera yang dibidik; 5 Read Text In Image, untuk membaca teks dalam gambar yang diambil melalui kamera foto. Aplikasi ini fokus dikembangkan untuk membantu tunanetra dalam orientasi lokasi. Gambar 2 Ilustrasi penggunaan Eye-D sumber c. Mas Jawa T-Netra Money Android Scanner Aplikasi ini merupakan kombinasi teknologi pengolahan citra dan mobile computing. Aplikasi ini dapat membantu tunanetra dalam mendetekasi atau menentukan nilai intrinsik nominal mata uang rupiah. Aplikasi ini dapat berjalan pada kondisi offline. Mas Jawa T-Netra ini sangat akurat dalam mendeteksi nilai nominal suatu uang. Melalui 148 Open Access Journal aplikasi ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian proses tukar menukar dalam kegiatan ekonomi penyandang tunanetra. Gambar 3. Identifikasi nilai mata uang dengan aplikasi Mas Jawa T-Netra d. Google Goggles Google Goggles adalah aplikasi pengenalan gambar yang dikembangkan oleh Google Inc. Aplikasi ini dapat mengubah teks gambar menjadi teks dokumen yang kita ambil melalui kamera. Setelah teks gambar dikonversi menjadi teks dokumen, kemudian teks kemudian dibacakan oleh Google TTS melalui talkback. Gambar 4. Proses konversi image menjadi text Google Goggles Smartphone dikembangkan untuk membuat hidup lebih mudah dengan membuka banyak jalan baru melalui perangkat lunak dan penggunaan intuitif. Namun, situasinya berbeda untuk sebagian populasi yang mengalami 149 Open Access Journal ketunanetraan di negara berkembang seperti Indonesia. Desain aplikasi smartphone harus di desain secara khusus untuk memenuhi kebutuhan unik dari penyandang tunanetra, sehingga tercipta teknologi adaptif untuk difable atau teknologi yang ramah difable. Perangkat yang digunakan sama seperti pada umumnya, namun hanya perlu mengaktifkan fitur bawaan/standar smartphone dan penambahan aplikasi yang aksesible bagi tunanetra. Teknologi smartphone/seluler yang dihadirkan di dalam kelas dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu aktivitas pembelajaran. Smartphone juga dapat berperan sebagai media pembelajaran dan menjadi mobile learning atau pembelajaran berbasis mobile seluler. Aksesibilitas android yang dimodifikasi dapat diformulasikan untuk kemudahan penggunaan smartphone untuk penyandang tunanetra. Smartphone mampu mengenali abjad, angka dan suara untuk membantu penyandang tunanetra Sonal, dkk 2014. Smartphone merupakan suatu media pembelajaran. Tujuan utama dari media pembelajaran adalah dapat membantu 1 mempermudah proses pembelajaran di kelas; 2 meningkatkan efisiensi proses pembelajaran; 3 menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar; dan 4 membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran Sudiana & Rivai, 19912. Pembelajaran menggunakan smartphone/seluler menjadikan peserta didik lebih profesional dengan kesempatan yang unik untuk mengakses informasi secara instan tanpa hambatan. Hyun et. Al, 2016 menggambarkan alur komunikasi antara pengguna, perangkat, dan assistive technology seperti dibawah ini Gambar 5. Interaksi Assistive Technology Hyun et. Al, 2016 Teknologi bantu yang disematkan dalam smartphone/seluler dapat membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan hambatan penglihatan Hyun et. Al, 2016. Penyandang tunanetra berinteraksi dengan lingkungan dimulai dengan persepsi lingkungan, penyandang tunanetra memberikan aksi pada Assistive Technology yang disematkan pada device/smartphone yang terintegrasi dalam sebuah aplikasi, kemudian pengguna, Assistive Technology, dan perangkat smartphone saling bekerja dan berkomunikasi dengan lingkungan, sehingga dapat memberikan petunjuk/informasi kepada pengguna sehingga pengguna dapat melakukan tindakan. Pola integrasi tersebut dapat membantu dalam 150 Open Access Journal aktivitas keseharian tunanetra dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain penggunaan Assistive Technology untuk tunanetra dalam interaksi dengan lingkungan, teknologi ini juga dapat dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis selular kepada peserta didik yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan konten bahan ajar agar sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar mereka Rossing et. al, 2012. Miller 2012 menemukan bahwa kemampuan perangkat selular mendorong pembelajaran dan keterlibatan yang lebih aktif, terbukti dalam laporan peserta didik tentang menggunakan perangkat seluler mereka untuk mengakses konten pembelajaran dan menggunakan “aplikasi” untuk mendukung pembelajaran mereka. Khususnya, perangkat seluler ini memainkan peran penting dalam kreasi peserta didik dan kegunaan dalam bahan belajar. Pembelajaran menggunakan selular memungkinkan terjadinya pembiasaan pembelajaran kapan saja dan dimana saja, karena sekarang manusia mempunyai kecenderungan tidak bisa terlepas dari gadget/smartphone. Sebagaimana dinyatakan oleh Schuler 2009, penggunaan perangkat seluler memfasilitasi pembelajaran “di mana saja,kapan saja”. Penggunaan perangkat seluler atau smartphone harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pengguna dari segala keterbatasannya. Tunanetra mengandalkan indera lain untuk menggantikan indera penglihatan dalam menyerap informasi. Indera pendengaran dan perabaan merupakan saluran penerima informasi yang paling efisien sesudah indera penglihatan. Oleh karena itu, teknik alternative yang digunakan untuk tunanetra pada umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan/atau perabaan Tarsidi, 2005. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan aksesibilitas dalam aplikasi android dalam teknologi informasi dan komunikasi pada perangkat Smartphone untuk untuk penyandang tunanetra, dan dengan diterapkannya teknologi tersebut untuk tunanetra maka akan diperoleh manfaat antara lain 1 kecakapan dan melek teknologi tunanetra semakin baik; 2 kepercayaan diri secara psikologis meski mereka mengalami keterbatasan fisik/penglihatan; 3 lebih terampil dan mandiri dalam kegiatan perekonominan tukar-menukar uang/jasa; 4 membantu orientasi lokasi dalam kehidupan keseharian tunanetra; dan 5 membantu tunanetra dalam proses kegiatan belajar. 151 Open Access Journal DAFTAR PUSTAKA Anam, A., Arif, R. 2014. Usability Issues of Smart Phone Applications For Visually Challenged People. World Academy of Science, Engineering and Technology. International Journal of Industrial and Manufacturing Engineering, Vol8, No5 Anna, S., Ahmad, R. 1990. Media Pengajaran Penggunaan Dan Pembuatannya. Bandung CV. Sinar Baru. AnonyMouse. 2017. TapTapSee - Blind & Visually Impaired Camera. Diakses 21 Mei 2018. Chen-Fu Liao. 2014. Development of a Navigation System Using Smartphone and Bluetooth Technologies to Help th e Visually Impaire Navigate Work Zones Safely. University of Minnesota. Eko 2014. Https// Cyberlife/D2557785/Keren-Aplikasi-Ini-Bantu-Tunanetra-Melihat. diakses 21 Mei 2018 Eye-D. 2018. Avaible at diakses 21 Mei 2018. Google Goggles. 2014. Avaible at diakses 21 Mei 2018. Hyun, Jaehyun, P., Joohwan, P. 2016. The interaction experiences of visually impaired people with assistive technology A case study of smartphones. International Journal of Industrial Ergonomics. Vol. 55, p22-33. Jessica, T. 2016. Membuat Aplikasi Android Yang Mudah Diakses Assistive Technologies. diakses 28 Mei 2018 Mas Jawa T-Netra. 2017. Avaible at diakses 21 Mei 2018 Morley, S., Petrie, H., O’Nell, & Mcnally, P. 1999. Auditory Navigation in Hyperspace Design and Evaluation of a Non-visual Hypermedia System for Blind Users. Behavior & Information Technology, Vol. 18, No. 1, 18-26. Paramitha , Kesiman , Arthana. 2014. Pengembangan “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android Untuk Tunanetra. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika JANAPATI No. 3. Rossing, Miller, W, Cecil, Stamper, 2012. iLearning the future of highereducation? Student’s perceptions on learning with mobile tablets. Journal of Scholarship of Teaching and Learning, 122, 1-26. Shuler, C. 2009. Pockets of potential Using mobile learning technologies to promote children's learning. New York The Joan Ganz Cooney Center at Sesame Workshop. Sonal, Pampattiwar, Chhangani. 2014. Smartphone Accessibility Application For Visually Impaired. International Journal Of Research In Advent Technology, Streeter, Vitello, D., & Wonziewicz, 1985. How to tell people where to go Comparing navigational aids. International Journal of Man Machine Studies, 225, Sudiana, N., Rivai, A. 1991. Media Pengajaran Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung CV. Sinar Baru TapTapSee. 2013. Avaible at diakses 21 Mei 2018. 152 Open Access Journal Tarsidi, D. 2005. Komputer dan Ketunanetraan. International Seminar On "Human Aspects Of Computer In Computer-Based Systems" . Departemen Teknik Industri ITB. Undip. 2017. Bantu Tuna Netra Dengan Mas Jawa T-Netra . Diakses 21 Mei 2018. Wilson, J., Walker, B. N., Lindsay, J., Cambias, C., & Dellaert, F. 2007. “SWAN System for Wearable Audio Navigation”. Proceedings of the 11th International Symposium on Wearable Computers, Boston, MA. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this merupakan suatu kesenian yang dilakukan secara lisan dengan alat atau tanpa alat untuk menyampaikan sesuatu yang dapat berupa pesan, informasi ataupun cerita yang menghibur. Storytelling memiliki banyak manfaat dalam perkembangan anak, salah satunya adalah mengembangkan imajinasi anak. “Digital Interactive Storyteller” merupakan aplikasi storytelling dengan menggunakan perangkat Android yang ditujukan untuk pengguna tunanetra. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan rancangan aplikasi “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android untuk Tunanetra. Pengembangan aplikasi “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android untuk Tunanetra menggunakan siklus hidup pengembangan perangkat lunak SDLC Software Development Life Cycle dengan model waterfall atau model air terjun. Fitur utama dalam aplikasi ini adalah audio dongeng interaktif dengan menggunakan perangkat Android. Interaktif yang dimaksudkan adalah pengguna dapat memilih alur dongeng sendiri. Hasil dari penelitian ini yaitu perancangan dan implementasi dari aplikasi “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android untuk Tunanetra yang telah berhasil dilakukan. Perancangan dilakukan dengan menggunakan model fungsional berupa UML Unified Modeling Language. Diimplementasikan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan editor Eclipse dan plug-ins ADT Android Development Tools. Seluruh kebutuhan fungsional telah berhasil diimplementasikan sesuai dengan rancangan. Jonathan RossingWillie M. MillerAmanda K. CecilSuzan E. StamperThe growing use of mobile technology on college campuses suggests the future of the classroom, including learning activities, research, and even student-faculty communications, will rely heavily on mobile technology. Since Fall 2010, an interdisciplinary team of faculty from Indiana University – Purdue University Indianapolis IUPUI has experimented with the use of iPads in the classroom. This paper includes the preliminary results of a study on student impressions of mobile technology in the classroom. The paper will report both opportunities and limitations for incorporating mobile technologies in learning ABSTRACT This paper presents the design and evaluation of a hypermedia system for blind users, making use of a non-visual interface, non-speech sounds, three input devices, and a 37-node hypermedia module. The important components of an effective auditory interface are discussed, together with the design of the auditory interface to hypermedia material. The evaluation is described, which was conducted over several weeks, and used a range of complementary objective and subjective measures to assess usability, performance and user preferences. The findings from evaluations with 9 visually impaired student participants are presented. The results from this research can be applied to the design and evaluation of other non-visual hypermedia systems, such as auditory WWW browsers and digital talking computers can certainly support audio-only presentation of information; a visual interface need not be present for effective user interaction. A system for wearable audio navigation SWAN is being developed to serve as a navigation and orientation aid for persons temporarily or permanently visually impaired. SWAN is a wearable computer consisting of audio-only output and tactile input via a handheld interface. SWAN aids a user in safe pedestrian navigation and includes the ability for the user to author new GIS data relevant to their needs of wayfinding, obstacle avoidance, and situational awareness support. Emphasis is placed on representing pertinent data with non-speech sounds through a process of sonification. SWAN relies on a geographic information system GIS infrastructure for supporting geocoding and spatialization of data. Furthermore, SWAN utilizes novel tracking the number of visually impaired people is large and increasing. Many assistive technologies are being developed to help visually impaired people, because they still have difficulty accessing assistive technologies that have been developed from a technology-driven perspective. This study applied a user-centered perspective to get different and hopefully deeper understanding of the interaction experiences. More specifically, this study focused on identifying the unique interaction experiences of visually impaired people when they use a camera application on a smartphone. Twenty participants conducted usability testing using the retrospective think aloud technique. The unique interaction experiences of visually impaired people with the camera application, and relevant implications for designing assistive technologies were analyzed. Relevance to industry The considerations for conducting usability testing and the results of this study are expected to contribute to the design and evaluation of new assistive technologies based on smartphones. Arif RazaIn this era of globalization, adoption of technology is quite difficult for people with physical disabilities compared to people with normal abilities. The advancement in mobile based accessible applications have opened up several different avenues for the visually challenged across the globe. Smartphones applications are not very common for blind people, but they access and use these applications in their daily lives to some extent. Several smartphone applications have a number of usability issues for the visually impaired. In this paper, we evaluate the usability of various android & iPhone applications for blind people through analysis and surveys. This paper aspires to provide guidance in order to increase smartphone application accessibility for the visually impaired. An abstract application design is also proposed to overcome usability issues in smartphone applications for visually challenged A. StreeterDiane VitelloSusan A. WonsiewiczTo compare the effectiveness of navigational aids, drivers attempted to follow routes in unfamiliar environments using either customized route maps, vocal directions, or both. The customized route maps, which included only information relevant to the particular route, were drawn to scale, used colour, included interturn mileages, and showed landmarks. The route to be driven was traced in red. To obtain vocal directions, drivers operated a tape recorder that permitted them to play the next or the previous instruction. Instructions were generated by a set of rules with roughly one set of instructions per turn. Information that was not on the map was not included in the vocal instructions. Drivers who listened to directions drove to destinations in fewer miles, took less time, and showed about 70% fewer errors than the map drivers. The performance of drivers with route maps and voice directions was between that of the map only and voice only Pengajaran Penggunaan Dan PembuatannyaS AnnaR AhmadAnna, S., Ahmad, R. 1990. Media Pengajaran Penggunaan Dan Pembuatannya. Bandung CV. Sinar -Blind & Visually Impaired CameraAnonymouseAnonyMouse. 2017. TapTapSee -Blind & Visually Impaired Camera. Diakses 21 Mei 2018.Development of a Navigation System Using Smartphone and Bluetooth Technologies to Help th e Visually Impaire Navigate Work Zones SafelyChen-Fu LiaoChen-Fu Liao. 2014. Development of a Navigation System Using Smartphone and Bluetooth Technologies to Help th e Visually Impaire Navigate Work Zones Safely. University of Minnesota.
sistem operasi yang dikembangkan google tts